Skip to content

Gejala Virus Ebola: Demam dan Gastrointestinal, termasuk Diare hingga Muntah

Simak gejala yang ditimbulkan akibat virus Ebola lengkap beserta cara pencegahannya. Dilansir , Selasa (2/6/2020) Virus Ebola (EVD) merupakan penyakit langka dan mematikan pada manusia dan primata bukan manusia. Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di dekat Sungai Ebola di tempat yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo.

Sejak itu, virus tersebut telah menginfeksi orang dari waktu ke waktu, yang menyebabkan terjadinya wabah di beberapa negara Afrika. Virus ini menyebar melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan hewan. Kemudian menyebar ke orang lain melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seseorang yang sakit atau telah meninggal karena EVD.

Hal tersebut dapat terjadi ketika seseorang menyentuh cairan tubuh yang terinfeksi (atau benda benda yang terkontaminasi dengannya), dan virus masuk melalui kulit yang rusak atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut. Selain itu, seseorang bisa mendapatkan virus melalui kontak seksual dengan seseorang yang sakit EVD, dan juga setelah sembuh dari EVD. Virus ini dapat bertahan dalam cairan tubuh tertentu, seperti air mani, setelah sembuh dari penyakit.

Demam Nyeri, sakit kepala parah, nyeri otot dan persendian Kelemahan dan kelelahan

Gejala gastrointestinal, termasuk diare dan muntah Nyeri perut dan sakit perut Pendarahan

Mata merah Ruam kulit Cegukan (stadium akhir)

Gejala tersebut dapat muncul mulai dari 2 hingga 21 hari setelah kontak dengan virus, dengan rata rata 8 hingga 10 hari. Mulai dari gejala 'kering' di awal (seperti demam, sakit dan nyeri, dan kelelahan), dan kemudian berkembang menjadi gejala "basah" (seperti diare dan muntah). Virus Ebola merupakan penyakit yang sangat langka yang hanya terjadi karena kasus yang didapat di negara lain, yang akhirnya diikuti oleh penularan dari orang ke orang.

EVD paling umum terjadi di bagian Afrika sub Sahara dan virus ini dipercaya beredar dengan laju rendah pada populasi hewan tertentu (enzootic). Berikut ini beberapa cara untuk mencegah penyebaran virus Ebola: Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh (seperti urin, tinja, air liur, keringat, muntah, ASI, semen, dan cairan vagina) dari orang yang sakit.

Hindari kontak dengan air mani dari seorang pria yang telah pulih dari EVD, sampai pengujian memverifikasi virus hilang dari air mani. Jangan menyentuh barang barang yang mungkin bersentuhan dengan darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi (seperti pakaian, selimut, jarum, dan peralatan medis). Hindari kontak dengan kelelawar dan darah primata bukan manusia, cairan, atau daging mentah yang disiapkan dari hewan hewan ini (daging hewan liar).

Jangan mengonsumsi daging mentah dari sumber yang tidak diketahui.

Sidebar